kali ini saya akan membahas tentang tembok raksasa cina atau Great wall of China. Dikarenakan saya takjub sekali dan kagum tentang salah satu keajaiban dunia ini. Check it dot.
read more
Tembok
Raksasa Cina
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas
kali ini saya akan membahas tentang tembok raksasa cina atau Great wall of China. Dikarenakan saya takjub sekali dan kagum tentang salah satu keajaiban dunia ini. Check it dot.
Tembok
Raksasa Cina
Tembok Raksasa Cina
|
|
Situs Warisan Dunia UNESCO
|
|
Negara
|
RRC
|
Tipe
|
Budaya
|
Kriteria
|
i, ii, iii, iv, vi
|
Nomor identifikasi
|
438
|
Kawasan UNESCO
|
Asia-Pasifik
|
Tahun pengukuhan
|
1987 (sesi
11th)
|
Perluasan
|
2004
|
Tembok Raksasa Cina atau Tembok Besar Cina (hanzi
tradisional: 長城; hanzi sederhana: 长城; pinyin: Chángchéng), juga dikenal di Cina
dengan nama Tembok Sepanjang 10.000 Li¹ (萬里長城; 万里长城; Wànlĭ Chángchéng) merupakan bangunan terpanjang yang
pernah dibuat manusia, terletak di Republik Rakyat Cina.
Tembok Raksasa Cina dianggap sebagai
salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Pada tahun 1987, bangunan
ini dimasukkan dalam daftarSitus Warisan Dunia UNESCO.
Panjang
Lokasi Tembok Raksasa Cina
Tembok Raksasa Cina tidak panjang terus
menerus, tapi merupakan kumpulan tembok-tembok pendek yang mengikuti bentuk
pegunungan Cina utara. Pada tanggal 18 April 2009, setelah investigasi
secara akurat oleh pemerintah Republik Rakyat Cina, diumumkan bahwa tembok
raksasa yang dikonstruksikan pada periode Dinasti Ming panjangnya
adalah 8.851 km.
Menurut catatan sejarah, setelah tembok
panjang dibangun oleh Ming, barulah dikenal istilah "changcheng" (长城, "tembok besar" atau "tembok
panjang"). Sebelumnya istilah tersebut tidak ditemukan. Istilah Tembok Raksasa
Cina dalam Bahasa Mandarin adalah "wanli changcheng",
bermakna "tembok yang panjangnya 10 ribu li". Pada masa sekarang
istilah ini resmi digunakan.
Pada tahun 2009, Badan Survei dan Pemetaan dan Badan
Administrasi Warisan Budaya Republik Rakyat Cina melakukan penelitian untuk
menghitung ulang panjang Tembok Raksasa Cina. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Tembok Raksasa Cina lebih panjang daripada rentang yang saat ini
diketahui. Menurut pengukuran, panjang keseluruhan tembok mencapai 8.850
km. Proyek tersebut juga telah menemukan bagian-bagian tembok lain yang
panjangnya 359 km, parit sepanjang 2232 km, serta pembatas alami seperti
perbukitan dan sungai sepanjang 2232 km. Rentang rata-rata Tembok Raksasa
Cina adalah 5000 km, umumnya dikutip dari berbagai catatan sejarah.
Terlihat dari ruang angkasa
Tembok besar Cina disebut-sebut sebagai
salah satu bangunan buatan manusia yang terlihat dari ruang
angkasa dengan mata telanjang. Namun, setelah dilakukan investigasi oleh paraastronot, persepsi
tersebut tidak benar. Dari orbit yang rendah, bangunan buatan manusia
seperti jalan, kapal laut, kota dan lain-lain memang dapat
terlihat, namun pada saat melewati orbit bumi dengan tinggi puluhan ribu kaki,
tak satu pun benda di permukaan bumi yang dapat terlihat, termasuk Tembok
Raksasa Cina. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan NASA: "The
Greatwall can barely be seen from the Shuttle, so it would not be possible to
see it from the moon with the naked eye".
“
|
Tembok
Raksasa Cina ini hampir tidak terlihat dari dalam Kapsul
pesawat (antariksa), sehingga tidak mungkin dapat terlilat dari bulan
dengan mata telanjang
|
”
|
Astronot Cina pertama yang
diluncurkan di ruang angkasa pada tahun 2004, Yang Li-wei, juga menyatakan
bahwa ia tidak dapat melihat bangunan tersebut.
Persepsi mengenai terlihatnya tembok raksasa dari ruang
angkasa sudah menjadi mitos, bahkan ditulis ke
dalam buku pelajaran sekolah di Cina. Bukti terawal berasal dari
tulisan kolektor barang antik asal Inggris bernama William
Stukeley tahun 1754 yang membandingkan tembok besar Cina
dengan Tembok Hadrian di Inggris dengan menyatakan bahwa Tembok
Hadrian di Inggris hanya dapat dikalahkan oleh Tembok Raksasa Cina, yang
merupakan bangunan penting di dunia, sehingga bisa jadi terlihat dari bulan
("This mighty wall of 4 score miles in length is only exceeded by the
Chinese wall, which makes a considerable figure upon the terrestrial globe, and
may be discerned at the moon.") Buku karya Richard Halliburton, petualang asal
Amerika pada tahun 1938 yang berjudul "Second Book of Marvels",
semakin membuat orang-orang percaya bahwa tembok raksasa dapat dilihat dari
ruang angkasa.
Sejarah
Sejarahnya, pembangunan tembok adalah
salah satu bagian terpenting dalam sejarah arsitektur bangsa Cina,
yakni untuk membatasi wilayah-wilayah perkotaan dan perumahan. Berbagai
teori mengapa tembok besar didirikan antara lain sebagai benteng pertahanan,
batas kepemilikan lahan, penanda perbatasan dan
jalur komunikasi untuk menyampaikan pesan.
Berdasarkan bukti tertulis yang bisa
diterima umum, pada dasarnya Tembok Raksasa Cina dikonstruksikan mayoritas pada
periode Dinasti Qin, Dinasti Han dan Dinasti
Ming. Namun, sebagian besar rupa tembok raksasa yang berdiri pada saat ini
merupakan hasil dari periode Ming.
Pra-Qin
Tembok periode Qin
Sebelum periode Dinasti Qin, pembangunan
tembok raksasa paling awal dilakukan pada Zaman Musim Semi dan
Gugur (722 SM-481 SM) dan Zaman Negara Perang (453 SM- 221 SM)
untuk menahan serangan musuh dan suku-suku dari utara Cina. Negeri-negeri
yang tercatat berkontribusi dalam konstruksi pertama antara lain negeri Chu,
Qi, Yan, Wei dan Zhao. Dalam periode-periode berikutnya, tembok raksasa
bertambah panjang, diperbaiki dan dimodifikasi.
Dinasti Qin
Pada tahun 220 SM di bawah perintah Kaisar Qin Shi
Huang, Jendral Meng Tian mengumpulkan tenaga kerja sebanyak 300 ribu
orang untuk menyambungkan tembok-tembok sebelumnya sebagai garis
pertahanan. Pembangunan yang memakan waktu 9 tahun memerlukan biaya mahal
dan mengorbankan rakyat jelata. Tenaga kerja yang jadi korban mencapai
jutaan jiwa sehingga negara menjadi lemah. Kebencian rakyat pada kerja
paksa tersebut memicu kemarahan petani yang berontak menggulingkan Dinasti
Qin. Setelah itu, pembangunan tembok raksasa tidak dilanjutkan.
Dinasti Han
Tembok periode Han Tembok periode Ming
Tahun 127 SM, saat Kaisar Han
Wudi berkuasa (140 SM-87 SM), proyek renovasi dan pembangunan
bagian-bagian tembok lama dilaksanakan selama 20 tahun menambah panjang tembok
secara keseluruhan menjadi 1000 km. Pada periode pertama Han, tembok
raksasa berfungsi sebagai pelindung kawasan barat dari Bangsa
Hun yang mengancam rakyat Cina. Setelah pengaruh Hun melemah,
pembangunan tembok tidak dilanjutkan. Mulai tahun 39 M, atas
perintah Guang Wudi, jendral Ma Cheng memulai kembali proyek
pembangunan tembok besar. Pada saat itu, bangsa Hun terpecah menjadi 2
bagian, utara dan selatan. Bangsa Hun utara berhasil ditundukkan oleh Han
sementara bagian selatan berdamai. Setelah itu, pembangunan tembok raksasa
ditinggalkan karena Cina sudah mempunyai kekuatan militer yang besar.
Dinasti Ming
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644),
setelah menaklukkan bangsa Mongol, tembok raksasa dari periode sebelumnya
dikonstruksikan kembali, dengan catatan panjang 5.650 km. Pada masa ini,
tembok besar Cina dibagi ke dalam 9 distrik militer yang dilengkapi
benteng-benteng pertahanan dan pintu gerbang untuk mengawasi daerah
perbatasan. Di atasnya dibuat jalan sebagai jalur transportasi. Pintu
gerbang paling timur dinamakanShanhaiguan dan pintu gerbang paling barat
dinamakan Jiayuguan.
Arsitektur
Menara suar
Menara suar atau fenghuotai (烽火台) digunakan untuk menyampaikan pesan militer
dengan cara membuat sinyal asap pada siang hari
dan api pada malam hari untuk memberitahukan adanya gerak-gerik
musuh. Merupakan salah satu bagian tembok besar terpenting, struktur ini
dibuat di tiap bagian tembok raksasa dengan material lokal. Di
daerah pegunungan, tersusun dari batu bata, di padang
rumput atau gurun terbuat dari tanah liat. Bentuk bisa
bulat, lonjong dan persegi. Terdapat 3 jenis menara suar, yakni tipe yang
dibangun di atas tembok, dalam tembok atau dibangun terpisah untuk mengintai
musuh.
Pintu gerbang (celah)
Struktur pintu gerbang berfungsi
sebagai benteng pada posisi-posisi penting. Tersusun dari:
1.
Chengqiang atau tembok pertahanan (城墙), dengan tinggi maksimal 10 meter. Bagian luar
terbuat dari batu bata besar atau batu granit. Bagian dalam terbuat dari tanah kuning
atau campuran batu-batu kerikil. Di atas tembok dapat dilalui penunggang
kuda. Di sisi tembok terdapat tembok pelindung berbentuk persegi sebagai
tempat untuk mengawasi dan berlindung.
2.
Chenglou atau menara gerbang (城楼): pintu untuk keluar masuk perbatasan,
sebagai tempat keluarnya pasukan saat menyerang musuh. Gerbang dinamakan sesuai dengan nama
celah.
3.
Wangcheng: tembok kecil di luar tembok besar yang berfungsi
sebagai pelindung pintu gerbang.
4.
Luocheng: tembok kedua untuk melindungi wengcheng.
5.
Parit dan saluran air dalam untuk memperlambat gerakan
musuh, memberi kesempatan untuk menyerang dengan cepat.
Tembok
Tembok merupakan badan utama arsitektur
tembok raksasa. Fungsinya menghubungkan menara suar, menara pengintai dan
pintu gerbang menjadi sebuah garis pertahanan. Ketinggiannya tergantung
pada bentuk dataran. Pada daerah-daerah strategis dibuat lebih tinggi. Pada
saat melintasi gunung atau daerah dengan bentuk tidak rata dibuat
serendah mungkin untuk menghemat bahan dan tenaga. Rata-rata tinggi tembok
23-26 kaki.
Bagian-bagian penting di tembok:
·
nuqiang (女牆), tembok pelindung di sisi
atas struktur tembok. Dibangun untuk melindungi tentara dan kuda di atas
tembok. Jika tembok raksasa melintasi sisi gunung curam, hanya dibangun
satu buah nuqiang untuk menghemat bahan.
·
duokou (垛口) tembok bercelah untuk
mengintai. Doukou ini
masih dilapisi oleh lapisan tembok lagi sebagai pelindung.
·
jalur kuda:jalan setapak di sebelah menara pengintai yang
bisa dilewati penunggang kuda untuk mencapai bagian atas tembok.
·
quanmen: pintu melengkung di bagian dalam tembok sebagai jalan
masuk ke atas tembok.
Material
Tembok Jiayuguan di
provinsi Gansu.
Bagian tembok antara Simatai dan
Jinshanling
Material yang digunakan untuk
membuat tembok raksasa beda-beda sesuai periode dinasti. Sebelum batu
bata ditemukan, tembok besar dibuat
dari tanah, batudan kayu. Karena pembangunannya selalu
membutuhkan sumber daya yang banyak, para pekerja memanfaatkan bahan-bahan yang
seadanya. Saat melewati gunung, batu gunung akan digunakan. Pada
saat membangun di tanah datar, tembok dibuat dari tanah yang digemburkan dan
jika melewati padanggurun, bahan yang digunakan adalah rerumputan campur pasir
dan ranting-ranting pohon konifer. Tembok dari bahan ini rapuh, mudah ditembus dan cepat
hancur
Pada masa Dinasti Qin, teknologi
belum maju, sehingga material yang digunakan adalah tanah atau tanah campur
kerikil. Pada masa itu struktur benteng
belum didirikan. Beberapa bagian tembok hanya terdiri
dari gundukan batu-batu besar.
Pada masa Dinasti Han, bahan tanah
dan batu seperti masa sebelumnya masih umum digunakan.
Pada masa Dinasti Tang, batu bata
sudah diproduksi. Namun, karena mahal, hanya terbatas pada gerbang kota
dan tembok yang dekat.
Baru pada zaman Dinasti Ming,
teknologi pembangunan tembok sudah lebih maju.Namun, baru pada pertengahan
periode dinasti tersebut batu bata berkualitas diproduksi. Batu bata lebih
baik daripada tanah atau batu kerikil karena lebih ringan, tahan
beban dan lebih efektif dalam waktu yang cepat. Batu masih dipakai, terutama
untuk fondasi, pinggiran luar dan dalam gerbang dikarenakan lebih kuat daripada
batu bata. Adukanbatu kapur dengan beras ketan efektif
sebagai semen yang dapat merekatkan batu bata.
Penemuan baru
Beberapa tahun belakangan mulai
ditemukan beberapa bagian tembok di wilayah-wilayah Cina yang tak terjangkau. Pada tahun 1998, ditemukan situs
tembok dekat salah satu jalur sutra di antara
provinsi Gansu dan Xinjiang. Tembok-tembok yang dibangun dari tanah
berpasir kuning dan ranting-rantingEucalyptus marginata tersebut
memiliki panjang 500 km, termasuk benteng pertahanan kokoh. Penemuan ini menambah panjang tembok
besar menjadi 2.700 km.
Di gurun-gurun pasir di Daerah Otonomi Ningxia
Hui yang sering berpindah-pindah, juga telah membuka bagian-bagian tembok
dan benteng konstruksi Ming.
Penemuan prasasti yang berisi ukiran
tulisan di berbagai wilayah Cina di sekitar tembok menjadi sumber sejarah
tertulis penting tentang dokumentasi pembangunan Tembok Raksasa
Cina. Prasasti paling awal adalah inskripsi Dinasti Qi Utara (550-577). Prasasti
Dinasti Ming banyak ditemukan di Beijing dan provinsi Hebei, namun
terancam rusak atau hilang karena hujan, angin, erosi dan kerusakan lingkungan.
Dalam penelitian itu, teknologi GPS dan
infra merah yang digunakan dapat membantu mendeteksi beberapa bagian yang
terkubur akibat badai pasir. Bagian-bagian baru yang ditemukan adalah hasil konstruksi
pada masa Dinasti Ming (1368-1644) yang membentang dari Pegunungan Hu
di provinsi Liaoning bagian utara sampai Celah Jiayu di barat provinsi Gansu. Proyek ini juga memetakan bagian-bagian
tembok yang didirikan pada zaman Qin (221-206 SM) dan Han (206 SM-9M).
Kerusakan dan pemeliharaan
Walaupun merupakan situs yang
dilindungi, Tembok Raksasa Cina mengalami banyak kerusakan yang sebagian besar
diakibatkan pembangunan infrastruktur yang serampangan, pencurian artefak batu
inskripsi dan bagian-bagian tembok dan perbaikan yang dilakukan sembarangan.
Laporan konservasi pada awal tahun 2004 melaporkan bahwa
hanya 1/3 dari panjang 6.350 km tembok yang sekarang masih terpelihara, membuat
rentang tembok "semakin pendek". Banyak warga di sekitar
situs-situs kuno tidak mengetahui mereka tinggal berdekatan karena pandangan
mengenai tembok raksasa merupakan benteng arsitektur Ming yang kokoh, namun
sebenarnya kondisi Tembok Raksasa Cina tidak seragam. Penduduk sekitar
menggunakan batu bata tembok besar untuk membangun rumah dan kandang hewan
ternak.
Tembok yang berada di luar Beijing
merupakan bagian yang paling terancam, seperti di provinsi Shaanxi dan Ningxia.
Dari 2.000 km rentang tembok di provinsi Shaanxi, 1/3 dari 850 km dari struktur
Ming telah lenyap karena aktivitas pembangunan infrastruktur dan
industri. Sebanyak 40 lobang tembok ditembus oleh jalan untuk kendaraan.
Sementara itu, tembok besar di Daerah
Otonomi Ningxia Hui yang memiliki panjang 1500 km yang didirikan dari
berbagai periode mulai dari Zaman Negara Berperang, Dinasti
Qin, Dinasti Han,Dinasti Sui dan Dinasti Ming merupakan
bagian yang rentan perusakan seperti dibobol untuk jalur kendaraan
dan erosi.
Upaya dan proyek-proyek renovasi telah
dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Cina guna memperbaiki
kerusakan. Salah satunya dengan cara membuka jurusan Studi Tembok Raksasa (长城学;Changchengxue) di universitas-universitas lokal. Studi ini adalah
cabang baru sejarah Cina yang dikembangkan untuk menarik perhatian
arkeolog dan peneliti muda untuk menelusuri sejarah tembok raksasa dan
pelestariannya
situs : id.wikipedia.org/wiki/Tembok_Raksasa_Cina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar